Langsung ke konten utama

Yang Pergi Akan Kembali

Pulang
Oleh Najilul Barokah

Sore itu langit sedikit abu ditambah mentari sudah kembali ke peraduannya. Tidak seperti sore yang lalu, sore itu mereka tidak mendapat jatah nasi dari pesantren. Bukan tanpa alasan, karena sedang dalam masa-masa HAUL pengasuh pondok pesantren yang banyak sekali cara salah satunya adalah muqodaman. Khatam sudah pembacaan al-Qur’an, dan malam itu agendanya adalah makan bersama di mushola barat. Selepas maghrib berdoa bersama dengan Bu Nyai Khusnul Khotimah Warson juga hadir para alumni hafidhoh dan santri yang masih belajar di pesantren. Suasananya begitu hangat, lautan manusia mengenakan mukena putih yang dirasakan dimata sungguh sejuk. Ditambah berdoa dengan khidmat mengingatkanku akan rumah dan kakekku yang sudah pulang ke syurga mendahului cucunya.
Kala bersholawat aku termangu diam entah memikirkan apa aku juga tak tahu. Aku merasakan ketenangan sekaligus sedih karena tidak bersama dengan bapak ibu. Aku rasanya ingin sekali pulang, benar-benar pulang kerumah. Bukan sekedar melepas rindu via telepon. Banyak yang harus dipertimbangkan, meskipun pesantren memberikan waktu libur dari tanggal 5 sampai 14 Februari. Namun kampus sendiri tanggal 3 Februari sudah masuk. Aku ingin sekali membolos kuliah dari hari Rabu ini, tapi disisi lain keuanganku sedang tidak baik. Tersisa 2 lembar seratus ribuan. Sebab dua hari lalu dua ratus enam puluh lima ribu ku tukarkan sandal dan tas yang sudah lama aku idamkan. Pikirku kala itu aku akan mendapatkan gaji dari hasil les privat yang kujalani setiap weekend. Kenyatannya belum dibayar, ya hanya mampu menunggu. Tak enak hati bila ku menagihnya, ditambah karena itu berbagi ilmu jadi ya jangan terlalu memikirkan bayaran.
Bukan hanya itu saja, untuk bisa pulang aku harus membayar syahriyah pondok bulan Februari yang besarnya empat ratus delapan belas ribu. Aku semakin berpikir lagi apa aku bisa pulang atau tidak. Aku hanya mengabari pada bapak insya Allah nanti pulang. Bapak juga mengatakan kalau ingin pulang ya pulang saja meskipun nanti hanya 3 hari.

Dipagi yang cerah ketika aku sedang mengetik naskah di ruang kelas ada panggilan video call masuk, itu dari Bapak.  Bapak dan Ibu menanyakan perihal keputusan final untuk kembali ke rumah. Aku menjelaskan dan Ibu memberitahu bahwa sudah mengirim uang untuk membayar syahriyah. Akhirnya aku mantap untuk pulang menemui Bapak Ibu yang hanya berdua di rumah. Aku sudah sangat rindu ingin memeluk mereka. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat dan Habit

Semua orang pernah mengalami masa sulit Sederhana yang mungkin banyak orang mengalaminya Bangun pagi dan tidur lebih awal Terkadang tidak bisa kita hindari dengan adanya pekerjaan yang kita miliki Sering kali kita begadang karena tugas yang begitu banyak Akibatkanya kita terpaksa terjada sampai tengah malam Alhasil bangun siang Aku yakin itu menyebalkan Kita miss beberapa hal sholat, sarapan dan rutinitas pagi lainnya Tapi ya memang kita harus menguatkan diri kita dan berusaha menyelesaikan segala pekerjaan disiang hari Sehingga kita bisa melakukan hal lainnya tepat waktu Memulai memang tidak mudah Yang pasti kita harus berusaha mencobanya Dan kuatkan pikiran dan niat Insya Alloh semua akan berjalan lancar perlahan dan pasti Semangat yang lagi berusaha memperbaiki diri :) China, February 19

Another Level of Kangen

 Akhirnya bertemu... Malam ini aku tidur pukul 9 malam. Aku merasa cukup lelah, yang biasanya tidur pukul 12 malam. Ditidurku malam ini, aku terbangun pukul 1 dini hari. Dalam beberapa hari ini aku tak berani membuka mata ketika terbangun, karena takut akan gelapnya malam. Khawatir ada sesuatu yang hadir namun aku tak mau dan tak sanggup melihatnya. Terbangun yang kulakukan hanya mengecek ponsel untuk melihat waktu. Lagi, aku kembali terbangun dipukul 03.30 aku tak beranjak dari kasurku. Aku akhirnya bertemu kembali dengannya setelah tidak saling berbalas pesan kurang lebih 10 hari. Aku hanya tidak ingin merusakan hubungan baikku denganya. Aku biarkan pesan terakhir yang dia kirimkan padaku tanpa adanya jawaban dariku. Aku menguatkan diriku untuk fokus pada studiku dan akupun berharap dia fokus pada studinya. Aku tidak mau mengganggu dan terganggu oleh hal yang memang bukan prioritas kami. Sejujurnya kami tidak akrab, hanya tahu satu sama lain untuk waktu yang singkat.  Suatu ketika ki

Kamu

Tak perlu jadi seperti orang lain Kamu sudah tepat menjadi versi dirimu Cukup terus memperbaiki diri dan upgrade value dirimu Kamu pantas untuk hidup seperti apa yang kamu inginkan Perkataan orang lain kadang benar tapi banyak juga yang tidak cocok untuk kita Karena kita yang lebih tahu siapa diri kita Tetap berjalan dijalurmu Jangan sekali-kali goyah akan celoteh manusia yang hanya karena mereka iri pada dirimu Banyak hal yang lebih penting yang bisa kamu pikirkan dan pertimbangkan Tetap kuat dan semangat Jangan lupa tersenyum Senyummu itu manis dan membuat manusia lain senyum akan senyummu China, February 18th